Dok. Pribadi|saat itu sedang menjadi tukang kepo di Jawa Barat Malam itu hatinya diliputi rasa gelisah, sekuat tenaga ia meyakinkan hati, sekuat itu pula ia melangkah membuka bungkusan tempe" nya yang hendak dijual besok pagi. "Huduh! Bagaimana ini kok masih mentah, biasanya tak pernah seperti ini, apa yang salah ya? Racikan dan ukurannya pas," gumam mbok Yem dalam hati. "Ah, kali saja ini masih tengah malam, mungkin dua jaman lagi akan matang sempurna," gumamnya menepis kekhawatiran. Dengan gerakan cepat Mbok Yem menuju tempat sholat, memohon dengan sungguh" kepada dzat yang paling Maha, meminta supaya dimatangkan tempe"nya. Mbok Yem berdoa dengan membawa keyakinan bahwa yang Maha akan mengabulkan doanya, di sisi lain, ia pun sangat khawatir jika tempe" nya tidak matang. "Kalau tempe" itu tidak matang, besok saya makan apa, Gusti? dan kepada siapa saya akan meminjam hutang, jika tempe" nya tidak matang," pungka
Dok. Internet| Gagal mencari ilustrasi untuk si Lily “Sebuah Cerpen yang mengisahkan tentang sepasang kawan yang hobinya bercerita melalui surat. Surat nya berisi tentang jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh karibnya, hingga ia mengungkapkan melalui surat yang dituliskan untuk Lily…..” Apa kabar Lily, lama tak pernah menyapamu, terakhir bulan Februari tahun lalu. Setelah itu dan kejadian itu aku tak sempat lagi menyapamu. Semoga kau tak pendendam sepertiku, memaafkanku dengan senyum tulusmu. Kau masih ingat Lily, tentang kebimbanganku pada sesuatu kala itu. Hingga pada akhirnya aku memutuskan ……., dan beginilah. Entah mengapa setelah senja tadi, seketika ingin menuliskan sesuatu kepadamu. Saat aku berjalan menuju masjid, terlihat keindahan bulan yang bulat sempurna, dengan warna terang dan sedikit bias pelangi menghiasi. Oh, ternyata penampakan itu lebih indah daripada senja yang aku sesali karena kemacetan jalan A. Yani tadi, yang tak sempat ku saksika